Sabtu, 27 Oktober 2012

Perkenalan

Disaat tinggal setengah semester lagi menghadap UAN SMA, aku baru memasuki suatu lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation (GO), setelah setangah semester berada di lembaga bimbingan belajar Sis. Berpindah tempat les dalam setahun karna masalah perpindahan tempat bimbelnya, dan diputuskan untuk masuk d GO pada Januari tepatnya.
Setelah mengurus segala administrasinya, kemudian memasuki kelas malam, tanpa ada seorang pun yang ku kenal di kelas itu. Seorang yang pendiam, pada saat itu ku di kelas. Hanya beberapa teman mengobrolku. Kemudian datang satu per satu yang mulai masuk d kelas. Sungguh di kelas itu lebih dominan para lelaki yang super sangat teramat ribut. Lebih banyak mentor menyuruh kelas tenang dibanding ia memberikan materi. Memang sungguh terlalu anak – anak di kelas itu.
Dan salah satunya ya Ozi mulai mengajakku ngobrol, hingga kadang – kadang ku tertawa karna ulahnya. Sungguh anak yang aneh kesan pertama ku lihat. Sedikit lucu dan agak konyol. (Maaf ya kalo kamu baca). Tapi memang itu lah kesa yang ku dapat.
Hingga kami jalan bersama dengan yang lainnya, pertukaran nomor ponsel pun berlangsung. Dan pada saat itu perjalinan cinta dengan Ncit pun masih berlangsung. Mulai Ozi menghubungi hingga kontakan kami diketahui Ncit. Sempat fakum sebentar komunikasi kami.
Setahun kemudian dia mengSMSku, sepertinya send all, dan nomor asing yang terpancar d layar ponselku, ku balas menanyakan ini nomor siapa, ternayata nomor orang lama. Kemudian tak lama kemudian kami berjumpa di jalan, kemudian mengobrol ringan d atas dua sepeda motor yang terus berjalan hingga memisahkanku dengannya d persimpangan gang menuju rumahku.
Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, mulailah kontakkan kami berangsur – angsur semakin dekat lagi, namun tak sedekat dulu. Hingga kerenggangan hubunganku dengan Ncit menjemput, kami masih dekat. Ozi bagaikan sesosok teman, abang dan sahabat yang baik menurutku pada saat itu. Setelah hubungan kami semakin dekat, dan hubunganku bersama Ncit kandas, dan benar – benar kandas.
Tak lama kemudian, ia menyatakan persaannya yang pada saat itu rasa yang kupunya belum cukup untuk mengimbanginya. Ku hanya menggaanggap ia seorang abang yang baik serta teman yang sangat baik. Lama – kelamaan ku berinisiatif untuk menghilang secara tiba – tiba dari hidupnya, ku rasa masih mampu untuk lostcontact sama dia, namun ia selalu mencariku dan kata – katanya menyentuhku hingga ku memikirkan ulang untuk kembali menhiasi hari – harinya. Dan keputusannya adalah menemani hari – harinya layaknya sang adik menemani abangnya.
Tersemai benih – benih cinta berujung pada kembang kegalauan apakah harus terus terang untuk mengatakan mulai menyayanginya, apa ku harus menghilang lagi dalam hidupnya.
Setelah konsultasi ke beberapa sahabat, dan tercapailah satu kalimat yang menurut tidak sepenuhnya salah. “Coba dulu, maka kamu akan mersakan apakah ia baik apa buruk untukmu”
Dan mulailah mempublikasikan persaanku, hingga ia bertanya terus menerus layaknya seorang koruptor yang ditanya terus menerus oleh polri hingga tersambung esok.
Dan tepat pada pagi harinya di tanggal 4 Oktober 2012, ia mengajukan pertanyaan via BBM, “Apakah dedek mau jadi cewek abang?” Dan jawabanku adalah “ Tidak akan mengatakan tidak lagi pada abang.” Dan ku mengajukan tantangan untuk mengatakannya lagi di depan mataku dan ia menyanggupinya pada 7 oktober malam di mana adik bungsuku, Wita menjadi saksi. Dan kesepakatan yang kami ambil untuk tanggal bersejarah ini adalah angka 8. Kenapa? Untuk menyamakan tanggal lahirnya Babang Ojik, sebutan Ozi saat ku ceritakan tentangnya di depan para sahabat.
Akan ada kejadian lucu dalam panggilan sayang d antara kami.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar